Senin, 11 Januari 2016

CERPEN "RIYA"

BISMILLAH.... di bawah ini salah satu cerpen yang saya tulis. Ide cerita berawal dari keresanhan hari akibat penyakit hati bernama Riya. Penyakit yang bisa memakan habis amalan-amalah yang sudah susah payah kita perjuangkan. hhhooohh :( selamat menikmati, semoga bisa memetik hikmah dari ceriita ini. :D

Sesungguhnya dia sudah mengenalku jauh  sebelum aku mengenalnya. Dia Riya.  Aku  mengetahuinya  sejak duduk di bangku kelas 2 SMP. Guru agama kamilah  yang pertama kali memperkenalkan namanya kepadaku. Panjang lebar guruku itu bercerita tentangnya. Kata beliau, Riya jahat dan punya banyak musuh dimana-mana. Beliau berpesan jangan sampai aku berteman dekat dengannya. Bisa bahaya!
            Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Pada akhirnya Riya kerap kali mengunjungiku. Seperti hari ini, saat aku duduk termangu di perpustakaan kampus.
            “Hai, ci, kamu cantik sekali hari ini,” ucap Riya menyanjungku. Kebiasaan selalu memujiku itu  yang membuatku bahagia dan nyaman jika dekat dengannya. Aku paling senang  jika dia menganggapku yang terbaik. Dia juga yang selalu menyemangatiku untuk tampil maksimal dihadapan orang-orang. Katanya, dengan begitu semua orang akan mengakuiku. Mengakui kecantikanku, mengakui kebaikanku, dan juga  kecerdasanku. Riya juga punya teman, namanya Sum’ah baru beberapa pekan ini aku mengenalnya, tapi seperti Riya, Sum’ah sudah mengenalku jauh sebelum aku mengenalnya. Aku juga senang kepada Sum’ah. Dia suka mendengarkanku saat aku menceritakan amal baikku kepada sahabat-sahabatku.  Katanya, aku terlihat berbeda dari pada mereka, punya level yang lebih tinggi.
            “Ah, masa sih, Ri, aku cantik?” jawabku tak percaya.
            “Iya, benar kok, kamu yang paling cantik di sini. Lihat saja gadis di depanmu itu, terlihat kuno!” Riya menujuk gadis berjilbab merah muda yang ada di depanku. Aku meliriknya sebentar. Batinku membenarkan kata-kata Riya. Gadis itu terlihat sangat kampungan  dibandingkan dengan cara berpakaianku, yang lebih modern dan terkini. Terbersik rasa bangga dalam hatiku.
            “Benar juga kamu, Ri.”
            “Coba deh kamu baca buku yang tebal-tebal, pasti kamu jauh terlihat hebat!” ucapnya meyakinkan, “sudah cantik, pintar pula. Dia pasti akan iri padamu, Ci.”
            “Iya, benar banget tuh, Ri.” Kuraih buku paling tebal yang ada di depanku. Kubuka halaman demi halaman, mencari bagian yang menarik untuk dibaca.  Sesaat wanita itu melirikku. Aku bersorak dalam hati.
“Dia pasti kagum padaku,” gumamku.  Riya menari mengelilingiku, berpesta melihat kebahagian yang tengah  kurasakan.

                                                    ****
Siang itu, Pak Sakaruddin, dosen psikologi pendidikan kami tidak masuk, akan di gantikan oleh asistennya.
“Selamat siang Adik-adik.” Ucap wanita itu memasuki ruangan.
“Lah kok!” gumamku setengah terkaget. Dia wanita yang kulihat di perpustakaan tadi.  Yang  punya cara berpakaian terbelakang itu. Ternyata dia asisten Pak Sakaruddin.
“Hari ini kita mempelajari tentang kecerdasan emosional,” ucapnya membuka pelajaran.  Menit berlalu sedikit demi sedikit. Mataku terus memperhatikan tiap gerak wanita itu, sementara pikiranku terbang entah kemana, “kamu yang duduk di belakang sana, tolong paparkan tentang kecerdasan emosional dari buku yang tadi kamu baca di perpustakaan.” Wanita itu menujjuk ke arahku, seketika itu lamunanku hancur berkeping-keping.
“Saya, Bu?”  ucapku sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Semua mata dalam ruangan itu tertuju padaku. Aku salah tingkah. Aku tidak sadar ternyata buku yang tadi saya buka adalah buku yang berkaitan dengan mata kuliahku kali ini.
“Ya ampun, mana aku tahu! tadi aku cuma pura-pura membaca agar aku dapat perhatiannya,” gumamku kesal dalam hati. Aku menyesal mengikuti arahan Riya, coba saja aku tidak membuka buku itu, pasti kejadianya tidak seperti ini.
 “Aku tidak tahu, Bu,” lirihku dengan muka tertunduk. Seketika semua yang aku banggakan dalam diriku musnah sudah. Aku malu.







1 komentar:

Anonim mengatakan...

Halo kakak👋😄 saya izin mengadaptasi cerita ini untuk tugas presentasi saya ya🙏 Saya merasa sangat termotivasi dan terinspirasi dari cerita yang kakak rangkai ini✨😁🙏

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes