Sabtu, 12 Desember 2015

PANGGILAN_SAYANG

Siang itu, bel istirahat baru saja menggema di sebuah sekolah sederhana di pinggir kota. Siswa-siswi berhamburan keluar.  Tampak sekelompok siswa  melangkah menuju arah perpustakaan, dan beberapa diantaranya kemudian berbelok arah menuju ruang guru. Sementara sebagian besar siswa menuju kantin yang berada di sebelah utara sekolah.  Tak terkecuali Anto Si kribo dan  Olleng Si Dekil yang hobi membully tiap orang yang dijumpai. Seperti biasa tujuan mereka bukan hanya ke kantin, tapi juga ke WC mushollah yang terletak tak jauh dari kantin . Sekedar ingin membasuh muka biar lebih kinclong, katanya.
“Nto… kenapa rambutmu makin subur saja?” Tanya Olleng sambil mengusap-usap rambut Anto yang semakin hari  semakin tumbuh lebat. Tampak sekali keakraban dua sejawat ini. Persahabatan yang sudah terjalin sejak duduk di bangku SD tak akan pernah lekang di telan waktu.
“Ndak tau mi ini, Lleng. Padahal setiap harija pake sampo sunsil sama sampo jing anti dendraf,  tapi kenapa itu di’?” jawab Anto dengan alis berkerut dan muka yang tampak kebingungan.
“Awwe!, kenapa bae pake jing anti dendraf? Tidak cocok memang itu.”  Olleng menepuk pundak sahabatnya itu sembari geleng-geleng.
“Apa pale yang cocok?”
“Itu he, yang iklannya Yagnes Monika. Mutau ji to?”
“Ooo… Yang mana itu?”
“Haddeh… Ampunnga saya”
            Didepan Musollah berdiri seorang wanita berjilbab yang tak lain adalah teman sekelas mereka. Dia Murni. Nama lengkapnya Murniati Tajudding. Gadis lugu nan santun dan sangat menjujung nilai-nilai agama.
            “Wiess… Assalamu’alaikum, Ustadzah,” Sahut Olleng menyapa.
            “Eh …. Wa’alaikumussalam,” Jawab Murni setengah terkaget.
            “Mauko apa disini, clingak-clinguk sendiri, Mamah dedeh?” Tanya Anto
            “Tidak ji, ada kegiatan di dalam.”
            “Oooo… pengajian?”  Sahut mereka kompak.
            “Iya, pengajiannya anak-anak Rohis,” jawab Murni santun seraya melepas ikat sepatunya, “ayomi masuk, banyak ji laki-laki juga di dalam.”
            “Hhaha.. Jangan mi deh, nanti  jadi ustads-ustads ka juga, tidak adami itu yang bisa dengar ceramah di mesjid kalau jadi ustads semua orang,” ucap Anto menjelaskan. Sementara Murni hanya tersenyum tipis.
            “Masuk duluanka, pale,”
            “Otreee … Ustadzah “

The END
            Ustadzah, Mamah Dedeh, dan panggilan sayang lainnya mungkin kerap kali menjadi panggilan yang disematkan pada wanita yang berhijab syar’i atau wanita yang jika berbicara selalu di kaitkan-kaitkan dengan agama. Entah apa maksud dibalik panggilan-panggilan itu. Entah mungkin ingin mengolok atau malah untuk memberi motivasi. Namun bagi saya panggilan-panggilan tersebut adalah sebuah panggilan sayang. Iya, panggilan sayang!. Bukankah panggilan-panggilan itu berarti Doa untuk kita. Laa Tagdhob Alias jangan marah, kata temanku.  Jika dipanggil ustadzah, Keep Calm saja!k, karena itu berarti di pandangan mereka kita ini orang berilmu. Bukankan ustadzah artinya pengajar alias guru? Dan guru ya, orang berilmu.
Jangan kecewa jika dipanggil Mamah Dedeh. Bukan maksud mereka menekankan bahwa kamu sudah tua seperti Mamah Dedeh. Bukan! Anggap saja itu doa dari mereka supaya kelak ilmu kita seperti Mamah Dedeh. Aamiin
Pernah juga suatu ketika, saya masih ingat waktu zaman film KCB alias Ketika Cinta Bertasbih lagi hangat-hangatnya diperbincangkan, salah satu teman kampus (sebut saja namanya  Maemunah) memanggil saya dengan julukan Ketika Cinta Bertasbih. Kurang lebih cara menyapanya seperti ini
“ Hey.. Assalamu’alaikum, Ketika Cinta Bertasbih”
 Rempong kan? Yeallah, saya yang mendengarnya saja sangat rempong, apalagi yang mengucapakan. Tapi jujur saja , saya senang dengan panggilan itu, sebab itu artinya 0,0020 % kemungkinan  saya mirip Okky Setiana Dewi, bintang utama dalam film itu. Hhahay… Aamiin kan saja deh :D
            Sekedar pesan saja untuk saudariku sesama perempuan muslim, jangan takut hijrah hanya karena takut Dianggap  sok suci atau dipanggil Ustadzah, Mamah Dedeh ataulah panggilan sayang lainya. Anggap saja sebagai doa untuk kita. Iya to…Iya to???



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes