Kamis, 28 Februari 2013

MENAPAKI LANGKAH ,MERAIH MIMPI (part II)



Kusegarakan langkahku menuju Asramah pondok kami,entah kenapa senyumku tiba-tiba saja mekar tampa sebab, dalam langkahku tiba-tiba seseorang mengagetkanku dengan suaranya yang khas
‘’ehm ,senyum-senyum sendiri nih , ada apa akh ?teriak Akhi khoir dari teras mesjid yang ku lalui,
‘’heheh ndag kenapa-napa akh, Cuma pengen Kasi sedekah untuk antum nih, , ?jawabku di sertai tawa yang tak beralasan,
‘’yelah, anaa terima sodaqoh nya,’’ jawabnya mengeleng-geleng kepala, seakan mengerti apa yang sedang saya rasakan,
tak sulit menemukannya akhi hery, seperti biasa jam dua siang pasti berada di belakang lemarinya untuk sekedar menghafal beberapa Ayat Al-quran,
            ‘’akhiiiiii… ‘’teriakku ngos-ngosan
Akhi hery berbalik dengan wajah yang sangat kaget
            ‘‘ada apa akhi, ketemu kuntilanak yah?tanyanya mulai menggoda.
            ‘‘nganu akh...itu didepan“ jawabku tetap ngos-ngosan
            ‘‘sebaiknya akhi edy tenang dulu ,  tarik napas dalam-dalam dan keluarkan”jawabnya menenangkan
            ‘‘hahaha ternyata akhi punya bakat jadi pelatih senam hamil yah“ candaku di sertai tawa menjengkalkan
            ‘‘ah antum ini, bisa aja, kalau anaa jadi pelatihnya Antum jadi ibu  hamilnya aja yah? Timpalnya sambil memukul pundakku,
            ‚‘‘heheh antum ini, itu didepan ada bidadarinya kuntilanak yang nyari noh, katanya dia adiknya antum,mulutku mulai berceloteh.
            ‚‘‘yeeee...enak aja , memang saya tampang keluarga kuntilanak yah?tanyanya dengan wajah geram.
            ‘‘heheh , ‚‘‘jawabku cengengesan sambil menggaruk garuk kepala,
‘‘Tapi ngomong- ngomong emang kuntilanak juga punya bidadari yah? tanya sambil berdiri dari tempatnya
‘‘iya tentu akh, tergantung situasi dan kondisi,   situasi bagaimana penampilanya, dan kondisi hati dan perasaan yang melihatnya, hahahah  ? jawabku tertawa terbahak-bahak sambil membuntuti langkah akhi hery dari belakang,
‘‘hemmm...dassar antum ini, ‚‘‘jawabnya dengan langkah terburu-buru,‘
sesampainya di tempat piket  akhi hary memperkenalkanku dengan gadis kuntilanak itu,
            ‘‘assalamu’alaikum nis‘‘ salam hery  untuk adiknya
            ‚‘‘wa’alaikumussalam kak, ‘‘ jawabnya di sertai senyum.
            ‚‘‘nis, ini akhi edy , teman sekamar saya diasrama,‘‘ timpalnya sambil mennjuk kearahku
‚‘‘saya annisa,‘‘  gadis itu melemper senyum kepadaku dengan telapak tangan yang  yang saling menempel,
‚‘‘edy, timpalku dengan melakukan hal yang sama,
kupersilahkan akhi hery bertemu di sebuah ruangan khusus tamu, dan saya memilih untuk tetap di luar untuk menjalankan tugas piket.sesekali ingin melirik namun tak kunjung kulakukan, karena rasa malu yang begitu besar,
                                                                        #####
Pagi yang indah, mentari mulai menampakkan senyum khasnya , hangat dan lembut, sekiranya begitulah yang di rasakan pak khaeruddin pagi itu, namun tidak pada hatinya , hantinya hanya terpaku pada nama edy yang sedang di carinya,
pagi itu segera langkahnya mencari angkutan yang sekiranya dapat membawa dirinya pada alamat yang tertulis pada kertas yang di ganggamnya erat-erat, Bis antar Kota menjadi pilihanya.
            ‘‘anakku malang kemanakah enkau?Pikirnya,
Dalam perjalananya , Angan anganya  terbang mengikuti arah angin , dedaunan yang kering terbang seakan melambaikan tangan untuknya ,mangingatkan pak khaeruddin pada masa itu, ketika ia menitipkan Bayi mungil yang baru di lahirkan istrinya pada gubuk kecil di sebuah desa
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
            ‘Malam gelap , angin yang sangat Kencang, dan hujan deras seakan tak peduli apa yang sedang di rasakan oleh sepasang suami istri yang sedang manunggu kelahiran bayi yang di cintainya itu, sebut saja pak khaeruddin dan istrinya ibu Fatimah. Dalam cekamnya malam ibu fatimah terpaksa harus melahirkan bayinya tampa bantuan seorang dokter atau pun bidan,‘
            Malam itu para utusan orang tua pak khaeruddin , mengelilingi kampung yang yang menjadi tempat tinggalnya, untuk mencari sosok pak khaeruddin ,
awalnya kisah , cintanya pada ibu fatimah tidak mendapat restu dari orang tuanya, karena strata ekonomi yang sangat jauh,  menjadi pemicu ,ketidak sukaan orang tua pak kheruddin yang notebene adalah orang yang memiliki kekayaan yang sangat berlimpah,
dengan bermodal puluhan juta uang tabunganya,  akhirnya pak khaeruddin memilih untuk menikahi ibu fatimah tampa sepengetahuan dari orang tuanya dan pergi meninggalkan rumah dan menetap di sebuah kampung, dan akhirnya inforamasi keberadaanya kini telah tercium oleh keluarganya, hingga mengutus orang untuk memisahkan ibu fatimah dan pak kheruddin,
malam itu , pak khaeruddin dengan susah payah mencari cara untuk dapat membawa istrinya ke rumah bersalin, namun apa daya hujan yang begitu deras dan tampa kendaraan yang bisa di gunakan,
            ibu fatimah makin kesakitan , dia hanya bisa mengerang di atas kasur sementara pak kheruddin bingung bukan kepalang, tak ada orang yang bisa menolong istrinya, sementara dia tidak bisa bergerak leluasa untuk keluar karena utusan orang tuanya senantiasa terus mengawasi kampung itu, jika iya meninggalkan istrinya dan dirinya temukan, pastilah pak kheruddin akan di bawah kekediaman orang tuanya tampa memikirkan nasib istrinya yang ingin melahirkan. Sungguh pak khaeruddin tidak menginginkan kejadian itu terjadi, hingga iya memilih untuk membantu istrinya untuk melahirkan,
            ‚‘‘dan takdir Alloh , bayi mereka selamat, Seorang bayi laki-laki yang tampan kini telah terdengar suranya di permukaan bumi,‘‘
            Tangisan pak haeruddin pecah dalam sujud syukurnya, kumandang Adzan yang di lakukan pak kheruddin di telinga sang bayi segera saja di lakukan  ‘’
Namun ibu Fatimah sama sekali belum manampakkan sanyumnya,
            “ ibu? Suara serak pak kheruddin keluar, sambil menggoyangkan tubuh istrinya itu,
Namun tak ada respon yang bisa ditampakkan, , pak kheruddin mulai gelish, keringat dingin yang sudah berhenti kini kembali bercucuran lebih deras,
            ‘’ ibuuuuuu kamu harus kuat, saya akan membawamu kerumah sakit,. Tangis pak kheruddin semakin menjadi- , menjadi
Kakinya mulai bergerak untuk mencari untusan dari orang tuanya, , dalam pikirnya biarlah mereka membawanya kembali tapi dengan syarat agar mereka dapat menolong anak dan istrinya , namun  takdir telah di temtukan, mereka rupanya telah kembali, karena hujan yang sangat lebat,
 Lankah pak kheruddin  semakin kencang , segera saja mengangkat tubuh istrinya kepundaknya, dan menggedong bayinya di depan, uang tabungan yang ingin di gunakan untuk sebuah usaha segera diambilnya, pak khaeruddin nekat untuk membawa istrinya kerumah sakit
Dalam malam yang sangat gelap pak kheruddin melangkahkan kakinya yang menopang dua orang manusia, hanya sebuah payung yang menjadi pelindung bayinya ,  pikiranya kacau tak menentu, di tengah lankahnya, pak keruddin hanya bisa berdoa dan berdoa,
            Namun langkahnya semakin lemah, dan sekan tak sanggup lagi melanjutkanya, pak khaeruddin terhenti di depan sebuah gubuk , pikiranya mulai berputar , akhirnya memutuskan untuk menitipkan Anaknya pada pemilik rumah itu, berharap anaknya bisa di rawat dengan baik, dengan jaminan  separuh uang yang di bawanya di berikan pada ibu paruh baya itu , pak kheruddin berjanji sewaktu-waktu akan kembali untuk mengambil anaknya itu,
            tak banyak perjanjian yang di sepakat malam itu, pak kheruddin hanya berfikir untuk segera membawa istri tercintanya itu kerumah sakit, , langkahnya kian terpicu,  sesampainya di jalan raya, pak kheuddin akhirnya sedikit lega karena ada mobil pengankut pasir yang mau menolong perjalanya untuk bisa segera samapai di kota,
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 Bayang-bayang pak khaeruddin kian jauh pada masa itu, tak terasa waktu telah menunjukkan jam sebelas siang, perjalanya pun berhenti di sebuah terminal di batas kota, pak kaeruddin pun akhirnya memilih pencarian alamtnya dengan memanfaatkan jasa tukas becak, tak jauh dari dari terminal itu, pak kheruddin dapat menemukan rumah petugas panti asuhan itu ,

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes