Selasa, 08 Januari 2013

MENAPAKI LANGKAH ,MERAIH MIMPI


pagi yang indah dengan sinar matahari yang semakin cerah,hiruk pikuk mahasiswa mulai melakukan aktifitasnya, di sebuah ruang sederhana di depan kamarku kupanjatkan doa kepada sang pengasih seluruh makhluk ,
"Robb jika ini yang terbaik untukku maka sabarkanlah aku dalam manghadapai cobaan-Mu ini ya Robb"serasa lembut kurasakan aliran kasih sayang yang di turunkan Tuhan kepadaku,kurasakan kerinduan yang amat sangat kepada pemilik hari ini,tak tarasa beningan-beningan hangat segera saja membasahi pelupuk mataku,"Robb,Ampuni aku ya Robb"jeritku,
kuselesaikan doa doaku dan ku raba laci meja yang ada di dekatku ,kudapati buku yang sangat kecil,segera saja saya  membuka lantas membaca buku tersebut,sebuah buku bertuliskan Al-ma'surat ,untuk menuntunku dalam membaca dzikir pagi dan sore hari,
"assalamu'alaikum akhi" suara hery yang baru saja ingin berangkat kekampus memecahkan konsentrasiku.
"wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh"jawabku dengan sedikit tersentak.
"abis duha akh?"tanya hery dengan senyum sumbringah
"iya"jawabku dengan simple.
"abis dzikir ketemu diteras depan ya akh"ucapnya sambil pergi meninggalkan tempatnya .
"iya..iya...nanti anaa  menyusul"yakinku pada akhy hery
kembali kulanjutkan lantunan lantunan dzikirku,bayangan bayang aneh yang sedari tadi menghantuiku seketika hilang lebur dalam dzikirku kepada sang khalik.


                                                                        **********


            Diteras yang sangat kecil yang ada didepan kost kami memang sangat sederhana namun ada banyak cerita yang mengalir disana,dari cerita lucu ,sampai dengan cerita yang sedih,
ketika sore hari,mahasiswa yang biasa baru pulang dari kampus melepaskan lelah diteras ini sambil bercengkrama dengan mahasiswa yang lain,
"duduk  sini akh"ajak Hery padaku
"syukron"jawabku dengan senyum.
Kupandangi wajah hery yang sangat pucat pasi,
“ada apa akh?”tanyaku memulai percakapan
Dangan nada yang sangat santun hery menjawab pertanyaanku,’’Alhamdulillah orang tua saya menghadiahkan sebuah rumah yang lumayan besar dikota ini akh ,rencana besok sudah mau pindah’’jawabnya.
‘’Alhamdulillah kalau gitu ,tapi pindahnya kok cepat banget akh’’jawabku dengan semangat.

Mengingat keluarga hery memang termasuk kelurga berada,kadang saya  malu berjalan dengan hery dengan keadaan yang sangat memprihatinkan seperti  ini.

‘’iya akh kata papa supaya rumahnya gak lama kosong nanti tambah kotor,,tapi anaa rasa rumah sebesar itu tidak munkin hanya ditinggali oleh anaa ,dan dua orang pembantu saja akh‘’kata hery
‘’terus akh’’ ?tanyaku
‘’anaa mau antum  ikut pindah kerumah itu’’jawabnya dengan penuh harap
‘’tapi akh, bukanya anaa menolak tapi disini rasanya sudah sregg’’jawabku ,
Sebenarnya anaa sangat tidak ingin akhi hery menambah beban pikiranya lagi dengan adanya anaa dirumah itu,lagian saya  bertekad tidak akan merepotkan dia lagi,  sudah beribu kali rasanya menerima bantuan dari akhy hery

‘’anaa mengerti akh’’.jawabnya dengan tatapan yang masih penuh harap.
‘’afwan akh’’ucapku
‘’la ba’sa  akh, tapi antum  tidak bisa ketemu dengan adik anaa lagi akh’’jawabnya sambil terkekeh.

Dia paham betul setiap annisa kali datang mejenguknya , saya  selalu gugup, akhirnya saya memilih untuk mengurung dirisaja dikamar ,ketimbang harus bertemu dengan annisa, namun saya yakin ini dikarenakan rasa kagumku terhadap annisa.
‘’kok gitu akh’’tanyaku pura-pura tidak mengerti
‘’ingat lo akh, kalau anaa tidak tinggal  disini lagi .otomatis annisa tidak bakalan kesini lagi.jawabnya dengan tersenyum lebar.
‘’o ya juga sih’’jawabku dengan disertai tawa yang khas keluar dari mulutku
‘’hayo antum, mau ikut pindah ato tidak nih akh’’ ?tanyanya dengan wajah yang sok manis dengan alis yang digoyang goyangkan keatas kebawah.
‘’tidak terima kasih akh,masih banyak kok wanita yang cantik diluar sana’’jawabku disertai tawa,

Segera saja anaa berdiri dari tempat dudukku dan meninggalkan akhy hery yang sudah bersiap memukulku.

‘’awas ya akh kalau antum berani berpindah hati kewanita lain’’jawanya sambil berdiri mengejarku.

Segera saja kubuka pintu kamar kosku yang amat sederhana ini dan bergegas mengambil pakian untuk kekampus.

‘’akh masih ada yang mau anaa bicarakan dengan antum  ‘’teriak akhy edi dari balik pintu kamar kosku
‘’iya iya’’jawabku sedikit keras
Tiba-tiba saja akhy edi manyodorkan lambaran uang ratusan ribu padaku.
‘’ada apa ini akh’’ ?tanyau tersentak
‘’akh anaa tau antum  sekarang sangat perlu uang untuk membeli obat akhy, akhy juga tidak selamanya bisa kerja lembur untuk menutupi kebutuhan obat akhy kan ?,maka anaa sangat mohon antum  dapat mnenerima sedikit hadiah ini untuk akhy,please ‘’jawabnya sangat barharap.
‘’tapi akh,antum  sudah sangat banyak membantu anaa ,itu sudah lebih dari cukup akh’’ jawabku lembut.
‘’itulah gunanya saudara akh’’ucapnya sambil menyodorkan uang tersebut ke dalam genggamanku.
‘’terima kasih akh’’jawabku panuh syukur
‘’sama-sama akh,ya udah anaa berangkat kuliah dulu ya akh assalamu’alaikum‘’ucapnya dengan

‘’Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarkatuh ‘’jawabku

Kembali kupasang pakaian yang untuk bergegas kuliah,hari ini ada jadwal liqo sebelum ketempat kerjku,pikirku tantang jadwal hari ini.

                                                                        #######


                Pagi yang cerah  di sebuah rumah mungil nan sederhana terlihat seorang lelaki paruh baya menikmati lamunannya di sebuah kursi beralaskan bambu itu. terlihat wanita yang usianya munkin berkisar lima tahun di bawah umur laki-laki paru bayah tadi.
‘’ pagi-pagi kok melamun pak ‘’?tanya wanita paruh baya itu sambil menepuk bahu sang suami
‘’teringat edy bu’’jawabnya singkat.
‘’ya sudah lah pak tidak perlu repot repot memikirkan anak itu ,diakan bukan anak kita pak’’ucap wanita lusuh itu.
Laki-laki itu maneruskan lamuannya tanpa ada beban harus menjawab pertanyaan dari istrinya.
‘’pak  kopinya ‘’ucap wanita itu sambil menyodorkan segelas kopi padanya.
suara wanita itu membuyarkan lamun lelaki itu.
‘’iya terima kasih bu’’jawabnya singkat.
‘’Bu apa kita perlu mencari edy ? kita rasanya sudah terlalu tega padanya’’ ,tanya sang lelaki.
‘’Adduh pak…edy itu sekarang sudah besar jadi ngak perlu di manja manja lagi,lagian dia sendiri kan yang minta pergi, setelah sadar kalau kita tidak bisa lagi direpotkan oleh orang yang jeles-jelas bukan anak kandung kita.iyya toh ? ‘’ jawab ibu itu dengan nada emosi.
‘’tapi bu ,edy itu sudah bapak  anggap seperti anak sendiri’’ ulas sang lelaki
‘’terserah bapaklah , pokoknya biarlah edy mencari hidupnya sendiri, tittttik.. ! jawabnya dengan emosi yang makin memuncak.
‘’tapi orang tuanya berpesan agar kita bisa merawatnya samapai mereka datang kembali  untuk menjemputnya,’’tegas si lelaki.
‘’iya pak, saya juga paham ,dulu  kita kan sudah mencarinya di panti asuhan dan hanya sampi di situlah kemampuan kita,bapak mengerti kan?’’
Hening, tak ada suara celoten lagi dari lelaki itu, hanya lamunan atau rasa bersalahnya sajalah yang terus berada di depan matanya,

######

Di kampus ,hiruk pikuk mahasiswa berlalu lalang di depan fakultas,terlihat  pemuda perkasa berjalan didepan rombongan mahasiswa lainya.
‘’saudara-saudara saatnya kita suarakkan apa yang seharusnya di suarakkan oleh agent of change,masyarakat kita tidak boleh di tindas oleh pemimpin kita yang berbuat sewenang-wenangnya saja,mari kita sama-sama berjuang demi kepentingan rakyat indonesia,’’orasi pemuda itu,
Sebut saja namnya khoir,salah satu  mahasiswa yang terang terangan mungkin rela mati demi keadilan di negeri ini,pantas saja hampir tidak ada mahasiswa ,dosen ataupun staff akademik dikampus kami yang tidak mengenalnya.
‘’assalamu’alaikum’’salam dari khoir memcahkan lamunanku
‘’wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh’’jawabku lengkap
‘’ikut memperjuangkan keadilan brother ?’’sambil menepuk pundakku
‘’lain kali saja bro ,sekarang ada kuliah,lagian sebentar lagi mau masuk waktu shalat dzuhur kan ?jawabku dengan senyum.
‘’iya bagi saya  meninggalkan kuliah itu hal yang wajar demi memperjuangkan masyarkat banyak ,tapi kalau mesti meninggalkan shalat, itu pertanda  saya sudah gila bro’’jawabnya dengan tegas.
‘’do the best’’ucapku menepuk pundaknya.
Khoir hanya tersenyum dan berlalu dihadapanku bersama hilangnya bayang –bayang segerombolang orang  yang haus akan keadilan.

######

            Sore itu jadwal benar-benar padat,pulang kuliah harus menghadiri liqoat di salah satu mesjid yang ada di depan kampus kami, jadi tidak perlu memakan waktu yang banyak untuk menuju mesjid itu.
            Sesampainya saya  di sana kudapati khoir dan hery sudah berada disana,namun sang murobbi belum juga muncul batang hidungnya.
‘’assalamu’alaikum’’salamku memecah kesunyian.
‘’wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh’’jawab mereka dengan serempak,
‘’ustads ja’far kok belum datang akh’’?tanyaku sedikit bingung
‘’gini akh ,tadi putri beliau sms anaa katanya ustads ja’far tidak bisa mengisi liqo kita hari ini karena beliau sedang dirawat di rumah sakit cipto’’jawab akhy heri memulai
‘’innalillah’’jawabku tersentak,
‘’maka dari itu kita semua harus segera kesana menjenguk beliau’’jawab khoir tegas.
‘’ na’am akh , akhi khoir masih punya persediaan dana kan?‘’ tanyaku pada akhi khoir yang di amanahkan menjadi bendahara pada liqoat kami.
‘’ Al hamdullillah masih banyak akh, sebelum berangkat ana akan ke toko dulu untuk membeli oleh-oleh untuk ustadz.’’ Jawabnya
‘’baik kalau begitu , untuk sekarang liqoat kita tunda dulu,kita sebaiknya segera kerumah sakit‘‘  tegas akhy hery .
Kami bertiga melangkahkan kaki untuk mendapatkan ankutan umum yang bisa membawa kami sampai pada tujuan.
                                                           
######

Dirumah yang yang amat sederhana itu  seperti biasa, terlihat seorang lelaki tua masih terhanyut dalam lamunannya , hingga seakan dunia adalah baying –bayang yang tak punya tujuan lebur dalam lamunanya tiap kali dia duduk di serambi rumah sederhana itu, hingga seseorang menghampirinya ,
“assalamu’alaikum”salam orang tersebut kepadanya
“wa’alaikumussalam” jawabnya dengan tersentak
Seorang lelaki tua yang hampir seumur dengannya tiba-tiba saja berada di depanya memecah semua angan –angannya.
“maaf mungkin saya membuat bapak kaget” ucapnya memulai pembicaraan
“oh tidak apa apa pak, silahkan duduk” jawab lelaki itu
“terima kasih , mungkin bapak belum pernah bertemu saya sebelumnya, nama saya khaeruddin dari kota Makassar” ulasnya pada lelaki itu
“ooo… nama saya syamsuddin pak! ,apa yang membawa bapak hingga bisa sampai di gubuk kami ini?”Tanya lelaki itu dengan sedikit heran
“sebanarnya ini sesuatu yang seharusnya saya lakukan dari dulu ,sebelum ibunya meninggal, “ tatapan pak khaeruddin mulai tak terarah.
“maksud bapak?”lelaki itu makin penasaran
“ 22 tahun yang lalu, saya dan istri membawa anak saya kesini,saya munkin hanya bertemu dengan istri bapak, kerena bapak sedang berada di luar rumah , istri bapak bersedia merawat anak kami dengan imbalan uang beberapa puluh juta ,apa bapak masih ingat “ulas pak kaeruddin,
Beningan –beningan air mata mulai jatuh membasahi pipi pak khaeruddin , kelelahan sangat tampak dari wajahnya yang mulai keriput, dan rambut yang belum sepenuhnya putih,
“ahhh apa maksud bapak , edy?”jawabnya dengan tersentak
“ jadi bapak memberinya nama edy, dimana dia sekarang pak? Katakan bapak kandungnya sudah datang untuk menjemputnya, ” ulasnya dengan isak tangis
Dengan tatapan kosong entah kemana lelaki itu tidak menjawab partanyaan pak kheaeruddin, kembali ke lamunannya mengikuti bayang-bayang yang sedari tadi di bangunya,
“ pak kumohon, dimana edi sekarang?” pintanya dengan isaknya yang semakin menyesakkan dadanya.
“kami minta maaf pak, amanah bapak untuk menjaga anak bapak tidak mampu kami penuhi ”jawabnya lemah.
“maksud bapak” Tanya pak kheruddin makin penasaran
“ 12 tahun yang lalu , kami mengusirnya dari rumah ini, jujur saja itu bukan sepenuhnya datang dari hati kami, tapi desakan ekonomi hingga istri saya kalang kabut dan berinisiatif untuk mengusirnya dari rumah ini,
“Ya Robb, anakku , “ jerit pak kheruddin dalam tangisnya
“ awalnya saya bersikeras untuk tetap merawat edy apapun yang terjadi, namun saya tak tega jika edy harus menerima siksaan tiap hari dari istri saya,apalagi istri saya harus menjadi tulang punggung keluarga kami, ketika saya harus menerima kenyataan bahwa saya lumpuh seumur hidup,  dari itu akhirnya saya setuju untuk mengeluarkan edi dari kelurga ini,”
“ kami benar-benar minta maaf ,  pak“  berkisah lelaki itu sambil menunduk penuh dosa.
“lalu saya haus mencari kemana lagi pak” isak apak kharuddin makin menjadi-jadi
“beberapa tahun lalu kami pernah mencoba mencarinya, istri saya akhirnya sadar bahwa di telah lalai dari amanahnya, apalagi dia juga khawatir kalau kalau orang tua edy tiba-tiba datang untuk menjemputnya,”tukas lelaki itu
Hening sejenak hanya tangisan pak kheruddin yang terdengar lirih , menandakan betapa penyesalan telah menggerogotinya, hingga dadanya terdengar sangat sesak.
“info kami dapat bahwa edy akhirnya , manatap di sebuah panti asuhan dikota, kami menyusulnya di sana, namun naas kami tidak mendapatkanya disana,  kata petugas panti edy sudah di adopsi oleh orang di kota itu, “tegas lelaki itu
Tak hanya pak kheruddin yang menangis namun isak lelaki tua itupu kini mulai terdengar lirih, sambil mengusap beninga air matanya dis melanjutkan kisahnya.
“namun desakan ekonomi hingga kami tak mampu untuk mencrainya lebih lanjut, dan sampai sekarang kami tak tahu arah rimba edy, kami benar benar minta maaf pak”
Tiba-tiba saja lelaki itu tersunngkur di hadapan pak kheruddin , penyesalan yang mendesaknya hinnga lelaki itu merasa harus betekuk lutut di hadapan pak khaeruddin,
“tidak pak. Ini bukan sepenuhnya salah bapak , namun ini jelas salah saya sendiri, mengapa sya menyia-nyiakan anak semata wayang saya.” Tegas pak pak kheruddin sambil mengankat lelaki itu kembali pada tempat duduknya,
Dari kejauhan terlihat perempuan paruh baya yang merupakan istri dari lelaki itu,
“assalamu’alaikum” dengan wajah gugp wanita itu memberikan salam
“wa’alaikumussalam” jawab mereka serempak
Dengan gesit waita itu bersujud di hadapan pak kheruddin , rupanya dia begitu sangat mengenal sosok yang sedang berada di hadapannya itu, tangisnya pecah mengiringi desiran angin yang kian semakin mencolok di sore itu.
“maafkan saya pak” ucap wanita itu dalam tangisnya
“ ibu,” jawab pak kheruddin  samabil mangangkat tubuh kurus wanita itu.
“ seluruh uang yang bapak titipkan kepada kami untuk merawat edy ludes, kami ditipu dalam sebuah usaha , kami benar benar bodoh pak, “ tukas wanita itu sambil memukul mukul kepalanya.
“ibu, ini bukan sepenuhnya kesalahan ibu, ini salah saya , maka sayaah yang harus menanggung rasa bersalah ini, sayalah yang haru bertanggung jawab , bukan kalian ini” 
Tangis yang tadi mulai redup kini terdengar lagi dari tenggorokan pak kheruddin,
“ kalau begitu saya harus segera kekota untuk mencari jejak dimana edy sekarang, mungkin sebelumnya saya harus kepanti asuhan itu untuk menelusuri keberadaan edy, “ ucap  pak kheruddin
“sebaiknya bapak istirahat dulu disini,sebelum berangakat,”jawab lelaki itu
Sementara wanita itu masih saja meratapi penyesalanya.
“ tidak pak saya harus buru-buru, saya bisa minta alamat panti asuhan itu?” tegas pak kheruddin sambil mnyodorkan secarik kertas kepada lelaki itu
“iya bisa,bisa, “ jawabnya singkat
Sebuah alamat lengkap sudah barada di tangan pak khaeruddin , tuntutan untuk segera bertemu dengan anaknya terus berada di benaknya, setelah pamit dari rumah itu hanya rankaian langkah yang mampu lakukaanny , perjuangan untuk mencari anaknya benar-benar telah menjadikanya seorang musafir ,
           
                                                                        ######

            Di rumah sakit kami dapati ustadz ja’far terbaring lemah di atas tempat tidur
“assalamu’alaikum ustads” salam kami serempak
“wa’alaikumussalm warohmatullahi wabarokatuh” jawab ustadz kami
Segera saja kami mendekat dan mencium tangan guru kami itu,
“bagaimana kabar ustads ??“ hery memulai pembicaraan
“ bikhoir akhi, namun kata dokter perlu diopaname karena anaa kena gejala tipes, jadi ndag perlu khowatir, all is well” dengan senyum sumbringah yang khas guru kami menjawab,
“Alhamdullillah”, jawabku senang
“Assalamu’alaikum”suara wanita di balik pintu kamar itu
“Wa’alaikumusaalam” jawab kami serempak
Seorang  gadis anggun baru saja memecah membicaraan kami,seorang wanita muslimah yang tampak dari cara berpakainya . dengan tatapan hangat, menghampiri guru kami,
“Afwan abi anaa sedikit terlambat ,di luar sedang macet” berkata gadis itu dengan lembut.
Kudapati akhi hery tak kuasa lagi menahan pandangan terhadap gadis tersebut, segera saja kakiku bergeser mendekati kaki akhi hery dan …menginjaknya dengan keras…
“astagfiruLLah ,”teriak akhi hery agak keras
Hatiku terkekeh alam hati,
dengan sedikit kaget ustadz ja’far menoleh pada kami bertiga “ada apa akh?“ Tanya beliau penasaran.
Kurasakan cubitan yang amat sakit dipinggulku , ya jelas sajalah cubitan maut dari akhi hery
“Nngganu….Afwan ustads mung mungkin anaa tidak bisa lama, anaa harus segera ketampat kerja. Pintaku dengan sedikit gagap ,
“ La ba’sa akhi, insyaAllah anaa akan baik baik saja, terima kasih sudah datang, tapi sebelum pergi perkenalkan ini putri saya , namanya zahrah  khoirunnisa  ,di panggil khoir.
“hhahhh ,kok khoir ustadz “ akhi khoir seperti tersengat listrik
Kami terkekeh, si gadis pun terlihat tersenyum ,menambh cantik parasnya,
“just kidding akhi, maksud anaa yang di panggil khoir itu adalah antum,sedangkan putri anaa di panggil zahrah “jawabnya kepada akhi khoir.
Akhi khoir terlihat sangat lega.
“zahrah, ini para para mutorobbi abi, ini akhi khoir,akhi  edy, dan yang terakhir akhy hery ‘’ ustadz ja’far memeperkenalkan kami dengan menunjuk kami satu persatu.
‘’syukron ustads ,anaa rasa kami harus segera pamit, ‘’timpal khoir yang juga ikut ikutan terus mentap zahrah.
‘’iya afwan, silahkan ‘’
‘‘assalamu’alaikum ‘’salam kami serempak
‘’wa’alaikumussalam ‘’
Kami segera saja bergegas memenuhi hajat kami masing-masing.
                                               
                                                                        #######
Sayup-sayup kurasakan desiran  angin seakan meraba persendiaanku, tetesan air wudhu baru saja mengalir dari wajahku, ‘’Ya robb sungguh nikmat anugrah yang engkau berikan,’’pikirku dalam hati,
Magrib itu sepulang kerja , seperti biasa saya menyempatkan diri untuk sholat berjamaah didepan toko tempat saya bekerja,  mesjid yang tergolong sangat sederhana namun jam’ah yang luamayan padat menambah semangatku untuk senantiasa selalu sholat berjama’ah di tempat ini.
            Kumandang iqomat terdengar dari dalam mesjid , segera saja kulangkahkan kaki menuju kedalam mesjid, Shaf terakhir menjadi pilhanku,  dan seorang lelaki tua berada di samping kiriku sembari melempar senyum kepedaku ,
 Selesai sholat seperti biasanya disertai dengan dzikir  lantunan doa kupanjatkan pada sang Khalik , pria tua yang sedari tadi berada di dekatku memulai untuk sedikit berbincang denganku.
“Maaf nak,tampat penginapan terdekat dari tempat ini di mana yah?’’tanya lelaki itu padaku
” disamping kanan  mesjid ini ada hotel pak, hanya sekitar beberapa meter dari sini, bapak cukup jalan kaki kok”jawabku dengan sedikit gugup
“ooo , terima kasih nak, nama saya khaeruddin, biasa di panggil udin” timpalnya dengan senyum
“sama –sama pak,nama saya edy ” kami pun saling bersalaman
Pak udin terus saja menatapku hingga kupuskan untuk pamit pulang terlebih dahulu., tidak ada yang special dari pertemuan dan perkenalan singkat saya dengan pak udin, namun mambuatku sangat rindu dengan kedua orang tua angkatku di kampung,tatapannya yang khas seakan memberikan perasaan aneh dalam batinku,
kembali kutapaki  jalan –jalan menuju kosku, teringat  lagi betapa sakitnya ketika pertama saya tahu bahwa mereka bukan orang tua kandungku ,saat itu saya masih berumur  delapan tahun, namun suatu kesyukuran mereka masih bisa merawatku hingga berumur 10 tahun dan akhirnya kuputuskan untuk segera pergi dari rumah itu,  , ibu yang selalu menyalahkanku sebagai dalang dari semua kemiskinan yang terjadi dalam keluarga, membuat saya bersikeras untuk segera menghilang dari rumah itu , namun belum sempat saya minggat dari rumah itu mereka telah mengusirku lebih dulu, mereka sunngguh tak paham bahwa kecintaan saya  kepada mereka selayaknya  cinta anak kepada orang tua kandungnya,
 karena terdesak ekonomi kuterima permintaan mereka untuk pergi dari rumah itu, 
ingatanku terus melayang layang jauh pada masa itu,,,

“Robb ,ampuni mereka ya Robb, sungguh saya berhutang hidup kepada mereka” jeritku dalam hati seiring langkahku yang terus kupacu.
Tak terasa langkahku terhenti pada tempat yang tiap hari menjadi tempat kepulanganku, tentu saja kosku yang damai dengan penghuni yang ramah,
“assalamu’alaikum”salamku
’wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh’’jawab para penghuni kos
“Baru pulang  kerja akh?“ tanya akhi hery padaku
“na’am akh ,”jawabku plus dengan senyuman
„antum sudah dinner?“tanyanya mengintrogasi
„nanti sajalah akh, antum duluan saja, anaa mau mandi terus istirahat dulu” jawabku tegas
“ok kalau begitu , met rehat akh”? timpalnya
Entah kenapa rasanya malam ini makanan seakan tidak bersahabat denganku, sejak sianga  tadi pun belum ada makanan yang sempat masuk dalam perutku , rasanya ingin berbaring saja namun kusegerakan untuk mandi untuk menyegarkan pikiranku kembali.
Sedari tadi Bayang –bayang ayah dan ibu di kampong  terus saja menyelimuti pikiranku ,
Dalam baringku, wajah mereka terus saja manghantuiku, partanda betapa rindunya saya pada mereka ,
“AstagfiruLLah”jeritku dalam heningnya malam.

                                                ######

Malam itu pak kheruddin tak dapat memejamkan matanya sedikit pun , dalam benaknya hanya cara untuk mencari anak semata wayangnya,
perjalanya dari desa itu hingga ia sampai di kota benar-benar telah menguras tenaganya , panti asuhan yang di tujunya pun kini sudah ditutup dan tidak ada tanda tanda kehidupan disana, hanya beberapa tetangga yang sesekali melewati lorong depan bekas pati asuhan itu, suatu kesyukuran salah satu tetangga dapat memberikan alamat seseorang yang menyimpan arsip-arsip panti asuhan itu, alamat orang itulah yang kiranya menjadi tujuan untuk harapan pak khaeruddin,
malam itu pak khaeruddin menghabiskan waktunya untuk bersimpuh di hadapan sang khalik agar perjalanya dapat di mudahkan , lantunan doa doa harukian mengiris hati lelaki paru bayah ini,
„Ya Allah ya Tuhanku, Ya Rohman Ya Rohim ,berikanlah kasih sayang kepada anakku,“tangisnya pecah perasaannya lebur dalam doanya
Sehabis sholat lail,Istirahat menjadi pilihanya, berharap esok Allah akan tetap memberikan kekuatan untuk bisa menemukan rumah salah satu penjaga panti asuhan ,yang ternyata  berada di pinggir kota itu.

                                                                        ########
            Tak sangguplah  seorang hamba seperti saya dapay mnghitung anugrah yang yang di limpahkan Allah kepada hambanya, slah satunya umur dan kesehatan , anugrah yang sangat wajib di syukuri, bukan hanya itu nikmat  persaudaraan yang saya dapatkan di kosku merupakan u salah satanugrah terindah dalam hidupku, canda tawa ,haru dan segala rasa berbaur menjadi satu , dalam dekapan ukhuwah islamiyah,
            seperti biasa subuh itu seisi kos mulai menjalankan rutinitas sehari-hari tak terkecuali saya tentunya, sehabis sholat subuh lantunan ayat suci senantiasa keluar dari mulutku ,
terdengar akhi hery dan khoir melakukan hal yang sama ,

am hasibtum an tadkhulul jannah walamma ya’tikum matsalu lladzina min kolibum,massathumul ba’saau wa ddarrau wa zul zilu hatta ya kula rrasulu walladzina aamanu ma ahu mataa nasrullahi , alla nasraLlahi korib“ (apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga sedang belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?mereka di timpa oleh mala petaka dan kesensaraan , serta di goncangkan (dengan macam-macam cobaan)sehingga berkatalah rosul dan orang-orang beriman bersamanya,“bilakah datangnya pertolongan Allah „?ingatlah,Sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat,)
Alqur an surah Al Baqarah ayat 214   menjadi ayat terakhir dalam bacaanku, ayat yang merupakan salah satu kekuatanku untuk menjalani hidup ini, dalam Ayat ini di nyatakan bahwa sesungghnya tidak Akan masuk surga jika belum diuji coba oleh Allah , jika terkadang saya lalai dan memeberontak mengapa saya harus di takdirkan hidup seperti ini,  ayat ini mengingatkanku kembali betapa  pertolongan Allah itu amatlah dekat, 
setelah merasa cukup tetapkan untuk segera mandi dan melanjutkan aktifitas lainya,
sobahul khoir akhi.(selamat pagi saudaraku)“ Suara akhi hery mencegatku untuk segera memasuki kamar mandi
sobahu nnur akhi“(selamat pagi saudaraku ) ‘’jawabku di sertai senyum
Mengingat saya dan akhi hery pernah mengenyam pendidikan di pesantrenyang sama  hingga kami terbiasa untuk sekedar bercakap dalam bahas arab atau pun inggris
anisa sent her best regards to you akhi( anisa kirim salam hangat untukmu saudaraku) “ucapnya dengan sumbringah.
o wow thank you , where did you meet her?(o wow terimah kasih, anda bertemu dimana?)tanyaku dengan senyum,
 Saya ini salah stu trik akhi hery agar saya berpikir kembali untuk pindah bersamanya,
in my dream (dalam mimpiku)” jawabnya dengan tawa yang mengelegar
please give my kind regard to anisa , if you’re   dreaming again ,ya akhi “ (tolong sampaikan salam hangat saya untuk anisa jika kamu mimpi lagi,wahai saudaraku) balasku juga di sertai tawa memecah kesunyian di pagi itu,
insyaAllah.Akhi” tawa akhi hery kian menjadi-jadi,
Akhi hery paham betul betapa saya sangat mengagumi saudarinya itu.
Hari itu perkenalan saya dengan anisa adik dari akhi hery,  pada hari itu di pondok kami , “ serang gadis berdiri di depan pintu piket”
“Asalamu’alaikum” salam dari gadis itu
“wa’alaikumussalam”jawabku terkaget
            “ afwan anaa adiknya akhi hery setia gunawan , apa anaa bisa bertemu sebentar”?
            “tentu ukhti, tunggu sebentar saya panggilakan”
           


2 komentar:

Anonim mengatakan...

ceritanya keren...ditunggu sambnganya yah...

Unknown mengatakan...

thank you..insyaAlloh,sgera menyusul..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes