pagi yang indah dengan sinar
matahari yang semakin cerah,hiruk pikuk mahasiswa mulai melakukan aktifitasnya,
di sebuah ruang sederhana di depan kamarku kupanjatkan doa kepada sang pengasih
seluruh makhluk ,
"Robb jika ini yang terbaik untukku
maka sabarkanlah aku dalam manghadapai cobaan-Mu ini ya Robb"serasa lembut
kurasakan aliran kasih sayang yang di turunkan Tuhan kepadaku,kurasakan
kerinduan yang amat sangat kepada pemilik hari ini,tak tarasa beningan-beningan
hangat segera saja membasahi pelupuk mataku,"Robb,Ampuni aku ya
Robb"jeritku,
kuselesaikan doa doaku dan ku raba laci
meja yang ada di dekatku ,kudapati buku yang sangat kecil,segera saja saya membuka lantas membaca buku tersebut,sebuah buku
bertuliskan Al-ma'surat ,untuk menuntunku dalam membaca dzikir pagi dan sore
hari,
"assalamu'alaikum
akhi" suara hery yang baru saja ingin berangkat kekampus memecahkan
konsentrasiku.
"wa'alaikumussalam
warohmatullahi wabarakatuh"jawabku dengan sedikit tersentak.
"abis duha akh?"tanya
hery dengan senyum sumbringah
"iya"jawabku dengan
simple.
"abis dzikir ketemu diteras
depan ya akh"ucapnya sambil pergi meninggalkan tempatnya .
"iya..iya...nanti anaa menyusul"yakinku pada akhy hery
kembali kulanjutkan lantunan lantunan
dzikirku,bayangan bayang aneh yang sedari tadi menghantuiku seketika hilang
lebur dalam dzikirku kepada sang khalik.
**********
Diteras
yang sangat kecil yang ada didepan kost kami memang sangat sederhana namun ada
banyak cerita yang mengalir disana,dari cerita lucu ,sampai dengan cerita yang
sedih,
ketika sore hari,mahasiswa yang biasa
baru pulang dari kampus melepaskan lelah diteras ini sambil bercengkrama dengan
mahasiswa yang lain,
"duduk sini akh"ajak Hery padaku
"syukron"jawabku dengan
senyum.
Kupandangi wajah hery yang sangat pucat
pasi,
“ada apa
akh?”tanyaku memulai percakapan
Dangan nada yang
sangat santun hery menjawab pertanyaanku,’’Alhamdulillah orang tua saya menghadiahkan
sebuah rumah yang lumayan besar dikota ini akh ,rencana besok sudah mau
pindah’’jawabnya.
‘’Alhamdulillah kalau gitu ,tapi pindahnya kok cepat
banget akh’’jawabku dengan semangat.
Mengingat
keluarga hery memang termasuk kelurga berada,kadang saya malu berjalan dengan hery dengan keadaan yang
sangat memprihatinkan seperti ini.
‘’iya akh kata papa supaya rumahnya gak lama kosong
nanti tambah kotor,,tapi anaa rasa rumah sebesar itu tidak munkin hanya
ditinggali oleh anaa ,dan dua orang pembantu saja akh‘’kata hery
‘’terus
akh’’ ?tanyaku
‘’anaa mau
antum ikut pindah kerumah itu’’jawabnya
dengan penuh harap
‘’tapi akh,
bukanya anaa menolak tapi disini rasanya sudah sregg’’jawabku ,
Sebenarnya anaa
sangat tidak ingin akhi hery menambah beban pikiranya lagi dengan adanya anaa
dirumah itu,lagian saya bertekad tidak
akan merepotkan dia lagi, sudah beribu
kali rasanya menerima bantuan dari akhy hery
‘’anaa
mengerti akh’’.jawabnya dengan tatapan yang masih penuh harap.
‘’afwan
akh’’ucapku
‘’la ba’sa akh,
tapi antum tidak bisa ketemu dengan adik
anaa lagi akh’’jawabnya sambil terkekeh.
Dia paham betul
setiap annisa kali datang mejenguknya , saya selalu gugup, akhirnya saya memilih untuk
mengurung dirisaja dikamar ,ketimbang harus bertemu dengan annisa, namun saya
yakin ini dikarenakan rasa kagumku terhadap annisa.
‘’kok gitu
akh’’tanyaku pura-pura tidak mengerti
‘’ingat lo akh, kalau anaa tidak tinggal disini lagi .otomatis annisa tidak bakalan
kesini lagi.jawabnya dengan tersenyum lebar.
‘’o ya juga
sih’’jawabku dengan disertai tawa yang khas keluar dari mulutku
‘’hayo antum, mau ikut pindah ato tidak nih
akh’’ ?tanyanya dengan wajah yang sok manis dengan alis yang digoyang
goyangkan keatas kebawah.
‘’tidak terima kasih akh,masih banyak kok wanita yang
cantik diluar sana’’jawabku disertai tawa,
Segera saja anaa
berdiri dari tempat dudukku dan meninggalkan akhy hery yang sudah bersiap
memukulku.
‘’awas ya akh kalau antum berani berpindah hati
kewanita lain’’jawanya sambil berdiri mengejarku.
Segera saja
kubuka pintu kamar kosku yang amat sederhana ini dan bergegas mengambil pakian
untuk kekampus.
‘’akh masih ada yang mau anaa bicarakan dengan antum ‘’teriak
akhy edi dari balik pintu kamar kosku
‘’iya
iya’’jawabku sedikit keras
Tiba-tiba saja
akhy edi manyodorkan lambaran uang ratusan ribu padaku.
‘’ada apa
ini akh’’ ?tanyau tersentak
‘’akh anaa tau antum sekarang sangat perlu uang untuk membeli obat
akhy, akhy juga tidak selamanya bisa kerja lembur untuk menutupi kebutuhan obat
akhy kan ?,maka anaa sangat mohon antum dapat mnenerima sedikit hadiah ini untuk
akhy,please ‘’jawabnya sangat barharap.
‘’tapi akh,antum sudah sangat banyak membantu anaa ,itu sudah
lebih dari cukup akh’’ jawabku lembut.
‘’itulah gunanya saudara akh’’ucapnya sambil
menyodorkan uang tersebut ke dalam genggamanku.
‘’terima
kasih akh’’jawabku panuh syukur
‘’sama-sama akh,ya udah anaa berangkat kuliah dulu ya
akh assalamu’alaikum‘’ucapnya dengan
‘’Wa’alaikumussalam
warohmatullah wabarkatuh ‘’jawabku
Kembali kupasang
pakaian yang untuk bergegas kuliah,hari ini ada jadwal liqo sebelum ketempat
kerjku,pikirku tantang jadwal hari ini.
#######
Pagi yang cerah
di sebuah rumah mungil nan sederhana terlihat seorang lelaki paruh baya
menikmati lamunannya di sebuah kursi beralaskan bambu itu. terlihat wanita yang
usianya munkin berkisar lima tahun di bawah umur laki-laki paru bayah tadi.
‘’ pagi-pagi kok
melamun pak ‘’?tanya wanita paruh baya itu sambil menepuk bahu sang suami
‘’teringat edy bu’’jawabnya
singkat.
‘’ya sudah lah pak tidak
perlu repot repot memikirkan anak itu ,diakan bukan anak kita pak’’ucap wanita
lusuh itu.
Laki-laki itu maneruskan lamuannya tanpa ada beban
harus menjawab pertanyaan dari istrinya.
‘’pak kopinya ‘’ucap wanita itu sambil menyodorkan
segelas kopi padanya.
suara wanita itu membuyarkan
lamun lelaki itu.
‘’iya terima kasih
bu’’jawabnya singkat.
‘’Bu apa kita perlu mencari
edy ? kita rasanya sudah terlalu tega padanya’’ ,tanya sang lelaki.
‘’Adduh pak…edy itu sekarang
sudah besar jadi ngak perlu di manja manja lagi,lagian dia sendiri kan yang
minta pergi, setelah sadar kalau kita tidak bisa lagi direpotkan oleh orang
yang jeles-jelas bukan anak kandung kita.iyya toh ? ‘’ jawab ibu itu
dengan nada emosi.
‘’tapi bu ,edy itu sudah bapak
anggap seperti anak sendiri’’ ulas sang
lelaki
‘’terserah bapaklah , pokoknya
biarlah edy mencari hidupnya sendiri, tittttik.. ! jawabnya dengan emosi
yang makin memuncak.
‘’tapi orang tuanya berpesan
agar kita bisa merawatnya samapai mereka datang kembali untuk
menjemputnya,’’tegas si lelaki.
‘’iya pak, saya juga paham
,dulu kita kan sudah mencarinya di panti
asuhan dan hanya sampi di situlah kemampuan kita,bapak mengerti kan?’’
Hening, tak ada suara celoten lagi dari lelaki itu,
hanya lamunan atau rasa bersalahnya sajalah yang terus berada di depan matanya,
######
Di kampus ,hiruk pikuk mahasiswa berlalu lalang di
depan fakultas,terlihat pemuda perkasa
berjalan didepan rombongan mahasiswa lainya.
‘’saudara-saudara saatnya
kita suarakkan apa yang seharusnya di suarakkan oleh agent of change,masyarakat
kita tidak boleh di tindas oleh pemimpin kita yang berbuat sewenang-wenangnya
saja,mari kita sama-sama berjuang demi kepentingan rakyat indonesia,’’orasi
pemuda itu,
Sebut saja namnya khoir,salah satu mahasiswa yang terang terangan mungkin rela
mati demi keadilan di negeri ini,pantas saja hampir tidak ada mahasiswa ,dosen
ataupun staff akademik dikampus kami yang tidak mengenalnya.
‘’assalamu’alaikum’’salam
dari khoir memcahkan lamunanku
‘’wa’alaikumussalam
warohmatullahi wabarokatuh’’jawabku lengkap
‘’ikut memperjuangkan
keadilan brother ?’’sambil menepuk pundakku
‘’lain kali saja bro
,sekarang ada kuliah,lagian sebentar lagi mau masuk waktu shalat dzuhur
kan ?jawabku dengan senyum.
‘’iya bagi saya meninggalkan kuliah itu hal yang wajar demi
memperjuangkan masyarkat banyak ,tapi kalau mesti meninggalkan shalat, itu pertanda saya sudah gila bro’’jawabnya dengan tegas.
‘’do the best’’ucapku menepuk pundaknya.
Khoir hanya tersenyum dan berlalu dihadapanku bersama
hilangnya bayang –bayang segerombolang orang
yang haus akan keadilan.
######
Sore
itu jadwal benar-benar padat,pulang kuliah harus menghadiri liqoat di salah
satu mesjid yang ada di depan kampus kami, jadi tidak perlu memakan waktu yang
banyak untuk menuju mesjid itu.
Sesampainya
saya di sana kudapati khoir dan hery
sudah berada disana,namun sang murobbi belum juga muncul batang hidungnya.
‘’assalamu’alaikum’’salamku memecah kesunyian.
‘’wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh’’jawab
mereka dengan serempak,
‘’ustads ja’far kok belum datang akh’’?tanyaku sedikit
bingung
‘’gini akh ,tadi putri beliau sms anaa katanya ustads
ja’far tidak bisa mengisi liqo kita hari ini karena beliau sedang dirawat di rumah
sakit cipto’’jawab akhy heri memulai
‘’innalillah’’jawabku tersentak,
‘’maka dari itu kita semua harus segera kesana
menjenguk beliau’’jawab khoir tegas.
‘’ na’am akh , akhi khoir masih punya persediaan dana
kan?‘’ tanyaku pada akhi khoir yang di amanahkan menjadi bendahara pada liqoat
kami.
‘’ Al hamdullillah masih banyak akh, sebelum berangkat
ana akan ke toko dulu untuk membeli oleh-oleh untuk ustadz.’’ Jawabnya
‘’baik kalau begitu , untuk sekarang liqoat kita tunda
dulu,kita sebaiknya segera kerumah sakit‘‘
tegas akhy hery .
Kami bertiga melangkahkan kaki untuk mendapatkan
ankutan umum yang bisa membawa kami sampai pada tujuan.
######
Dirumah yang yang amat sederhana itu seperti biasa, terlihat seorang lelaki tua
masih terhanyut dalam lamunannya , hingga seakan dunia adalah baying –bayang
yang tak punya tujuan lebur dalam lamunanya tiap kali dia duduk di serambi
rumah sederhana itu, hingga seseorang menghampirinya ,
“assalamu’alaikum”salam orang tersebut kepadanya
“wa’alaikumussalam” jawabnya dengan tersentak
Seorang lelaki tua yang hampir seumur dengannya
tiba-tiba saja berada di depanya memecah semua angan –angannya.
“maaf mungkin saya membuat bapak kaget” ucapnya
memulai pembicaraan
“oh tidak apa apa pak, silahkan duduk” jawab lelaki
itu
“terima kasih , mungkin bapak belum pernah bertemu
saya sebelumnya, nama saya khaeruddin dari kota Makassar” ulasnya pada lelaki
itu
“ooo… nama saya syamsuddin pak! ,apa yang membawa
bapak hingga bisa sampai di gubuk kami ini?”Tanya lelaki itu dengan sedikit
heran
“sebanarnya ini sesuatu yang seharusnya saya lakukan
dari dulu ,sebelum ibunya meninggal, “ tatapan pak khaeruddin mulai tak
terarah.
“maksud bapak?”lelaki itu makin penasaran
“ 22 tahun yang lalu, saya dan istri membawa anak saya
kesini,saya munkin hanya bertemu dengan istri bapak, kerena bapak sedang berada
di luar rumah , istri bapak bersedia merawat anak kami dengan imbalan uang
beberapa puluh juta ,apa bapak masih ingat “ulas pak kaeruddin,
Beningan –beningan air mata mulai jatuh membasahi pipi
pak khaeruddin , kelelahan sangat tampak dari wajahnya yang mulai keriput, dan
rambut yang belum sepenuhnya putih,
“ahhh apa maksud bapak , edy?”jawabnya dengan
tersentak
“ jadi bapak memberinya nama edy, dimana dia sekarang
pak? Katakan bapak kandungnya sudah datang untuk menjemputnya, ” ulasnya dengan
isak tangis
Dengan tatapan kosong entah kemana lelaki itu tidak
menjawab partanyaan pak kheaeruddin, kembali ke lamunannya mengikuti
bayang-bayang yang sedari tadi di bangunya,
“ pak kumohon, dimana edi sekarang?” pintanya dengan
isaknya yang semakin menyesakkan dadanya.
“kami minta maaf pak, amanah bapak untuk menjaga anak
bapak tidak mampu kami penuhi ”jawabnya lemah.
“maksud bapak” Tanya pak kheruddin makin penasaran
“ 12 tahun yang lalu , kami mengusirnya dari rumah
ini, jujur saja itu bukan sepenuhnya datang dari hati kami, tapi desakan ekonomi
hingga istri saya kalang kabut dan berinisiatif untuk mengusirnya dari rumah
ini,
“Ya Robb, anakku , “ jerit pak kheruddin dalam
tangisnya
“ awalnya saya bersikeras untuk tetap merawat edy
apapun yang terjadi, namun saya tak tega jika edy harus menerima siksaan tiap
hari dari istri saya,apalagi istri saya harus menjadi tulang punggung keluarga
kami, ketika saya harus menerima kenyataan bahwa saya lumpuh seumur hidup, dari itu akhirnya saya setuju untuk
mengeluarkan edi dari kelurga ini,”
“ kami benar-benar minta maaf , pak“
berkisah lelaki itu sambil menunduk penuh dosa.
“lalu saya haus mencari kemana lagi pak” isak apak
kharuddin makin menjadi-jadi
“beberapa tahun lalu kami pernah mencoba mencarinya,
istri saya akhirnya sadar bahwa di telah lalai dari amanahnya, apalagi dia juga
khawatir kalau kalau orang tua edy tiba-tiba datang untuk menjemputnya,”tukas
lelaki itu
Hening sejenak hanya tangisan pak kheruddin yang
terdengar lirih , menandakan betapa penyesalan telah menggerogotinya, hingga
dadanya terdengar sangat sesak.
“info kami dapat bahwa edy akhirnya , manatap di
sebuah panti asuhan dikota, kami menyusulnya di sana, namun naas kami tidak
mendapatkanya disana, kata petugas panti
edy sudah di adopsi oleh orang di kota itu, “tegas lelaki itu
Tak hanya pak kheruddin yang menangis namun isak
lelaki tua itupu kini mulai terdengar lirih, sambil mengusap beninga air
matanya dis melanjutkan kisahnya.
“namun desakan ekonomi hingga kami tak mampu untuk
mencrainya lebih lanjut, dan sampai sekarang kami tak tahu arah rimba edy, kami
benar benar minta maaf pak”
Tiba-tiba saja lelaki itu tersunngkur di hadapan pak
kheruddin , penyesalan yang mendesaknya hinnga lelaki itu merasa harus betekuk
lutut di hadapan pak khaeruddin,
“tidak pak. Ini bukan sepenuhnya salah bapak , namun
ini jelas salah saya sendiri, mengapa sya menyia-nyiakan anak semata wayang
saya.” Tegas pak pak kheruddin sambil mengankat lelaki itu kembali pada tempat
duduknya,
Dari kejauhan terlihat perempuan paruh baya yang
merupakan istri dari lelaki itu,
“assalamu’alaikum” dengan wajah gugp wanita itu
memberikan salam
“wa’alaikumussalam” jawab mereka serempak
Dengan gesit waita itu bersujud di hadapan pak
kheruddin , rupanya dia begitu sangat mengenal sosok yang sedang berada di
hadapannya itu, tangisnya pecah mengiringi desiran angin yang kian semakin
mencolok di sore itu.
“maafkan saya pak” ucap wanita itu dalam tangisnya
“ ibu,” jawab pak kheruddin samabil mangangkat tubuh kurus wanita itu.
“ seluruh uang yang bapak titipkan kepada kami untuk
merawat edy ludes, kami ditipu dalam sebuah usaha , kami benar benar bodoh pak,
“ tukas wanita itu sambil memukul mukul kepalanya.
“ibu, ini bukan sepenuhnya kesalahan ibu, ini salah
saya , maka sayaah yang harus menanggung rasa bersalah ini, sayalah yang haru
bertanggung jawab , bukan kalian ini”
Tangis yang tadi mulai redup kini terdengar lagi dari
tenggorokan pak kheruddin,
“ kalau begitu saya harus segera kekota untuk mencari
jejak dimana edy sekarang, mungkin sebelumnya saya harus kepanti asuhan itu
untuk menelusuri keberadaan edy, “ ucap pak kheruddin
“sebaiknya bapak istirahat dulu disini,sebelum
berangakat,”jawab lelaki itu
Sementara wanita itu masih saja meratapi penyesalanya.
“ tidak pak saya harus buru-buru, saya bisa minta
alamat panti asuhan itu?” tegas pak kheruddin sambil mnyodorkan secarik kertas
kepada lelaki itu
“iya bisa,bisa, “ jawabnya singkat
Sebuah alamat lengkap sudah barada di tangan pak
khaeruddin , tuntutan untuk segera bertemu dengan anaknya terus berada di
benaknya, setelah pamit dari rumah itu hanya rankaian langkah yang mampu
lakukaanny , perjuangan untuk mencari anaknya benar-benar telah menjadikanya
seorang musafir ,
######
Di
rumah sakit kami dapati ustadz ja’far terbaring lemah di atas tempat tidur
“assalamu’alaikum ustads” salam kami serempak
“wa’alaikumussalm warohmatullahi wabarokatuh” jawab
ustadz kami
Segera saja kami mendekat dan mencium tangan guru kami
itu,
“bagaimana kabar ustads ??“ hery memulai pembicaraan
“ bikhoir akhi,
namun kata dokter perlu diopaname karena anaa kena gejala tipes, jadi ndag
perlu khowatir, all is well” dengan senyum sumbringah yang khas guru kami
menjawab,
“Alhamdullillah”, jawabku senang
“Assalamu’alaikum”suara wanita di balik pintu kamar
itu
“Wa’alaikumusaalam” jawab kami serempak
Seorang gadis
anggun baru saja memecah membicaraan kami,seorang wanita muslimah yang tampak
dari cara berpakainya . dengan tatapan hangat, menghampiri guru kami,
“Afwan abi anaa sedikit terlambat ,di luar sedang
macet” berkata gadis itu dengan lembut.
Kudapati akhi hery tak kuasa lagi menahan pandangan
terhadap gadis tersebut, segera saja kakiku bergeser mendekati kaki akhi hery
dan …menginjaknya dengan keras…
“astagfiruLLah ,”teriak akhi hery agak keras
Hatiku terkekeh alam hati,
dengan sedikit kaget ustadz ja’far menoleh pada kami
bertiga “ada apa akh?“ Tanya beliau penasaran.
Kurasakan cubitan yang amat sakit dipinggulku , ya
jelas sajalah cubitan maut dari akhi hery
“Nngganu….Afwan ustads mung mungkin anaa tidak bisa
lama, anaa harus segera ketampat kerja. Pintaku dengan sedikit gagap ,
“ La ba’sa akhi, insyaAllah anaa akan baik baik saja, terima
kasih sudah datang, tapi sebelum pergi perkenalkan ini putri saya , namanya
zahrah khoirunnisa ,di panggil khoir.
“hhahhh ,kok khoir ustadz “ akhi khoir seperti
tersengat listrik
Kami terkekeh, si gadis pun terlihat tersenyum ,menambh
cantik parasnya,
“just kidding akhi, maksud anaa yang di panggil khoir
itu adalah antum,sedangkan putri anaa di panggil zahrah “jawabnya kepada akhi
khoir.
Akhi khoir terlihat sangat lega.
“zahrah, ini para para mutorobbi abi, ini akhi
khoir,akhi edy, dan yang terakhir akhy
hery ‘’ ustadz ja’far memeperkenalkan kami dengan menunjuk kami satu
persatu.
‘’syukron ustads ,anaa rasa kami harus segera pamit,
‘’timpal khoir yang juga ikut ikutan terus mentap zahrah.
‘’iya afwan, silahkan ‘’
‘‘assalamu’alaikum ‘’salam kami serempak
‘’wa’alaikumussalam ‘’
Kami segera saja bergegas memenuhi hajat kami
masing-masing.
#######
Sayup-sayup kurasakan desiran angin seakan meraba persendiaanku, tetesan
air wudhu baru saja mengalir dari wajahku, ‘’Ya robb sungguh nikmat anugrah
yang engkau berikan,’’pikirku dalam hati,
Magrib itu sepulang kerja , seperti biasa saya
menyempatkan diri untuk sholat berjamaah didepan toko tempat saya bekerja, mesjid yang tergolong sangat sederhana namun
jam’ah yang luamayan padat menambah semangatku untuk senantiasa selalu sholat
berjama’ah di tempat ini.
Kumandang
iqomat terdengar dari dalam mesjid , segera saja kulangkahkan kaki menuju
kedalam mesjid, Shaf terakhir menjadi pilhanku,
dan seorang lelaki tua berada di samping kiriku sembari melempar senyum
kepedaku ,
Selesai sholat
seperti biasanya disertai dengan dzikir
lantunan doa kupanjatkan pada sang Khalik , pria tua yang sedari tadi
berada di dekatku memulai untuk sedikit berbincang denganku.
“Maaf nak,tampat penginapan terdekat dari tempat ini
di mana yah?’’tanya lelaki itu padaku
” disamping kanan
mesjid ini ada hotel pak, hanya sekitar beberapa meter dari sini, bapak
cukup jalan kaki kok”jawabku dengan sedikit gugup
“ooo , terima kasih nak, nama saya khaeruddin, biasa
di panggil udin” timpalnya dengan senyum
“sama –sama pak,nama saya edy ” kami pun saling
bersalaman
Pak udin terus saja menatapku hingga kupuskan untuk
pamit pulang terlebih dahulu., tidak ada yang special dari pertemuan dan perkenalan
singkat saya dengan pak udin, namun mambuatku sangat rindu dengan kedua orang
tua angkatku di kampung,tatapannya yang khas seakan memberikan perasaan aneh
dalam batinku,
kembali kutapaki
jalan –jalan menuju kosku, teringat
lagi betapa sakitnya ketika pertama saya tahu bahwa mereka bukan orang
tua kandungku ,saat itu saya masih berumur
delapan tahun, namun suatu kesyukuran mereka masih bisa merawatku hingga
berumur 10 tahun dan akhirnya kuputuskan untuk segera pergi dari rumah
itu, , ibu yang selalu menyalahkanku sebagai
dalang dari semua kemiskinan yang terjadi dalam keluarga, membuat saya
bersikeras untuk segera menghilang dari rumah itu , namun belum sempat saya
minggat dari rumah itu mereka telah mengusirku lebih dulu, mereka sunngguh tak
paham bahwa kecintaan saya kepada mereka
selayaknya cinta anak kepada orang tua
kandungnya,
karena terdesak
ekonomi kuterima permintaan mereka untuk pergi dari rumah itu,
ingatanku terus melayang layang jauh pada masa itu,,,
“Robb ,ampuni mereka ya Robb, sungguh saya berhutang
hidup kepada mereka” jeritku dalam hati seiring langkahku yang terus kupacu.
Tak terasa langkahku terhenti pada tempat yang tiap
hari menjadi tempat kepulanganku, tentu saja kosku yang damai dengan penghuni
yang ramah,
“assalamu’alaikum”salamku
’wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh’’jawab
para penghuni kos
“Baru pulang
kerja akh?“ tanya akhi hery padaku
“na’am akh ,”jawabku plus
dengan senyuman
„antum sudah
dinner?“tanyanya mengintrogasi
„nanti sajalah akh, antum
duluan saja, anaa mau mandi terus istirahat dulu” jawabku tegas
“ok kalau begitu , met rehat
akh”? timpalnya
Entah kenapa rasanya malam ini makanan seakan tidak
bersahabat denganku, sejak sianga tadi
pun belum ada makanan yang sempat masuk dalam perutku , rasanya ingin berbaring
saja namun kusegerakan untuk mandi untuk menyegarkan pikiranku kembali.
Sedari tadi Bayang –bayang ayah dan ibu di
kampong terus saja menyelimuti pikiranku
,
Dalam baringku, wajah mereka terus saja manghantuiku,
partanda betapa rindunya saya pada mereka ,
“AstagfiruLLah”jeritku dalam
heningnya malam.
######
Malam itu pak kheruddin tak
dapat memejamkan matanya sedikit pun , dalam benaknya hanya cara untuk mencari
anak semata wayangnya,
perjalanya dari desa itu hingga ia sampai di kota
benar-benar telah menguras tenaganya , panti asuhan yang di tujunya pun kini
sudah ditutup dan tidak ada tanda tanda kehidupan disana, hanya beberapa
tetangga yang sesekali melewati lorong depan bekas pati asuhan itu, suatu
kesyukuran salah satu tetangga dapat memberikan alamat seseorang yang menyimpan
arsip-arsip panti asuhan itu, alamat orang itulah yang kiranya menjadi tujuan
untuk harapan pak khaeruddin,
malam itu pak khaeruddin menghabiskan waktunya untuk
bersimpuh di hadapan sang khalik agar perjalanya dapat di mudahkan , lantunan
doa doa harukian mengiris hati lelaki paru bayah ini,
„Ya Allah ya Tuhanku, Ya
Rohman Ya Rohim ,berikanlah kasih sayang kepada anakku,“tangisnya pecah perasaannya
lebur dalam doanya
Sehabis sholat lail,Istirahat menjadi pilihanya, berharap
esok Allah akan tetap memberikan kekuatan untuk bisa menemukan rumah salah satu
penjaga panti asuhan ,yang ternyata
berada di pinggir kota itu.
########
Tak
sangguplah seorang hamba seperti saya
dapay mnghitung anugrah yang yang di limpahkan Allah kepada hambanya, slah
satunya umur dan kesehatan , anugrah yang sangat wajib di syukuri, bukan hanya
itu nikmat persaudaraan yang saya
dapatkan di kosku merupakan u salah satanugrah terindah dalam hidupku, canda
tawa ,haru dan segala rasa berbaur menjadi satu , dalam dekapan ukhuwah
islamiyah,
seperti
biasa subuh itu seisi kos mulai menjalankan rutinitas sehari-hari tak
terkecuali saya tentunya, sehabis sholat subuh lantunan ayat suci senantiasa
keluar dari mulutku ,
terdengar akhi hery dan khoir melakukan hal yang sama
,
„am hasibtum an
tadkhulul jannah walamma ya’tikum matsalu lladzina min kolibum,massathumul
ba’saau wa ddarrau wa zul zilu hatta ya kula rrasulu walladzina aamanu ma ahu
mataa nasrullahi , alla nasraLlahi korib“ (apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga sedang belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu?mereka di timpa oleh mala petaka dan
kesensaraan , serta di goncangkan (dengan macam-macam cobaan)sehingga
berkatalah rosul dan orang-orang beriman bersamanya,“bilakah datangnya
pertolongan Allah „?ingatlah,Sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat,)
Alqur an surah Al Baqarah ayat 214 menjadi ayat terakhir dalam bacaanku, ayat
yang merupakan salah satu kekuatanku untuk menjalani hidup ini, dalam Ayat ini
di nyatakan bahwa sesungghnya tidak Akan masuk surga jika belum diuji coba oleh
Allah , jika terkadang saya lalai dan memeberontak mengapa saya harus di
takdirkan hidup seperti ini, ayat ini
mengingatkanku kembali betapa
pertolongan Allah itu amatlah dekat,
setelah merasa cukup tetapkan untuk segera mandi dan
melanjutkan aktifitas lainya,
„sobahul khoir akhi.(selamat pagi saudaraku)“ Suara akhi hery
mencegatku untuk segera memasuki kamar mandi
„sobahu nnur akhi“(selamat pagi saudaraku ) ‘’jawabku di sertai
senyum
Mengingat saya dan akhi hery pernah mengenyam
pendidikan di pesantrenyang sama hingga
kami terbiasa untuk sekedar bercakap dalam bahas arab atau pun inggris
„anisa sent her
best regards to you akhi( anisa
kirim salam hangat untukmu saudaraku) “ucapnya dengan sumbringah.
“o wow thank you
, where did you meet her?(o wow terimah kasih, anda bertemu dimana?)tanyaku
dengan senyum,
Saya ini salah
stu trik akhi hery agar saya berpikir kembali untuk pindah bersamanya,
“in my dream (dalam
mimpiku)” jawabnya dengan tawa yang mengelegar
„please give my
kind regard to anisa , if you’re dreaming again ,ya akhi “ (tolong
sampaikan salam hangat saya untuk anisa jika kamu mimpi lagi,wahai saudaraku)
balasku juga di sertai tawa memecah kesunyian di pagi itu,
“insyaAllah.Akhi”
tawa akhi hery kian menjadi-jadi,
Akhi hery paham betul betapa saya sangat mengagumi
saudarinya itu.
Hari itu perkenalan saya dengan anisa adik dari akhi
hery, pada hari itu di pondok kami , “
serang gadis berdiri di depan pintu piket”
“Asalamu’alaikum” salam dari gadis itu
“wa’alaikumussalam”jawabku terkaget
“
afwan anaa adiknya akhi hery setia gunawan , apa anaa bisa bertemu sebentar”?
“tentu ukhti, tunggu sebentar saya panggilakan”
„
2 komentar:
ceritanya keren...ditunggu sambnganya yah...
thank you..insyaAlloh,sgera menyusul..
Posting Komentar